November
2015…….
Bulan
November merupakan bulan yang paling aku tunggu di setiap bulannya, karena di
bulan ini banyak sekali pengalaman dan moment yang tidak akan pernah kami
lupakan. Mulai dari tanggal jadinya kami menjadi sepasang kekasih, hingga menjadi
sepasang suami istri dan mempunyai seorang bayi kecil yang sangat menggemaskan.
Jauh
dari hari-hari sebelumnya, sempat aku mengkhayal akan seperti apa suamiku
memberikan sebuah kejutan pada hari special kami nanti. Entah itu berupa
hadiah, jalan-jalan bersama, makan bersama atau sesuatu yang membuatku merasa
bahagia. Karena setiap tahunnya aku selalu merasa bahagia di hari special ini.
----------------------------------------------T
A P I-----------------------------------------------
Tapi harapan itu pupus sudah, NOTHING SPECIAL. Awalnya aku sempat mengalah dan memaklumi dengan
keadaan kami yang seperti ini. OK jelas kami tidak mampunyai uang cukup banyak
untuk merayakannya, karena aku tahu uang yang dulunya untuk perayaan kami ini
terpakai untuk service laptop suamiku. Karena laptop itu sangat penting
baginya, mungkin lebih penting dari istrinya juga anaknya.
Beberapa
hari setelah itu, entah mengapa batinku selalu merasa tidak enak, ketika akan
tidur pun sepertinya selalu ingin menangis. Seperti ada sesuatu yang di sembunyikan, tapi
aku tak tahu itu apa. Keesokan harinya, pendengaranku ini seakan ada sesuatu
yang berbisik untuk lebih memperhatikan kegiatan apa saja yang suami saya
lakukan. Dan tepatnya malam itu petunjuk itu pun memberitahuku.
---------------------------------------------------D
E G G G------------------------------------------------------
Jantungku
terasa berdegup kencang, ujung kepala sampai ujung kaki pun terasa sangat
tegang, sampai air mataku ini tiba tiba jatuh dan mengalir karena sudah tak
kuasa menahan rasa sakitnya hati ini. Akun facebook yang masih on dalam
handphone suamiku itu sungguh membuatku sangat kecewa, kesal, dan marah. Sangat
tak menyangka, isi obrolan dalam akun facebooknya itu adalah obrolan-obrolan
dengan wanita lain, dan obrolannya pun sangat romantic, jorok, dan tidak
sopan. terlebih lagi akun facebooknya
itu di muat atas nama oranglain dan ia sudah menggunakan akun facebook itu
cukup lama.
Ini
bukanlah masalah yang pertama, kedua, atau ketiga kalinya, tapi ini adalah
masalah yang sudah kesekian kalinya terjadi. Hati istri mana yang tak akan
tersakiti jika suaminya melakukan hal seperti itu berulang kali. Sunggguh
hatiku sangat hancur ketika itu, dan rasanya aku ingin mati saja karenanya.
Padahal
baru saja sebulan yang lalu, kami bertengkar karena masalah yang sama seperti
ini. Suamiku selingkuh lewat akun asli facebooknya, dan ketika itu juga ia
berjanji atas nama ALLAH untuk tidak mengulanginya lagi. Dan bodohnya diriku,
aku mempercayainya begitu saja, memaafkannya dengan mudahnya, karena jujur aku
sangat menyayangi dan mencintai suamiku juga anakku.
Mungkin
tepat setahun aku di bohonginya pada bulan November ini, setahun juga ia
bersandiwara dalam kehidupan rumah tangga ini. Puncaknya kesedihan pada bulan
ini membuatku malas untuk melanjutkan hubunganku dengannya. Aku lelah, aku
capek, aku sudah benar-benar kecewa dengan apa yang telah di lakukan oleh
suamiku selama ini. Benar-benar ia tak pernah sedikit pun memikirkan perasaan
istrinya, menanyakannya apa lagi, tak pernah sama sekali.
Cukup,
ini puncak kemarahanku. Hati istri mana yang tak sakit ketika suaminya
selingkuh saat istrinya hamil muda, trimester pertama, trimester kedua, bahkan
ketika hamil tua sampai saat terakhir ketika akan melahirkan. Dan
perselingkuhannya di lanjutkan ketika anaknya telah lahir dan sampai saat ini.
Hatiku sangat sakit ketika teringat apa
saja yang ada dalam obrolan facebooknya, aku merasa terhina, tidak terakui, dan
tidak di hargai sama sekali. Memori masa-masa pacaran kami pun dalam
facebooknya ia hapus. Foto-foto kenangan itu, kata-kata kenangan itu, bahkan
semuanya ia hapus demi perselingkuhannya agar ia tak ketahuan kalau ia sudah
menikah.
Aku
lelah memendam masalah ini sendirian, hidupku terasa sangat menyedihkan ketika
aku menikah dengannya. Padahal impian kami selama masa pacaran adalah menikah,
menjalin rumah tangga yang sakinah, mawadah, warohmah, dan juga mempunyai anak.
Keinginanku hanya satu, aku hanya ingin hidup rukun, harmonis, jujur, setia,
dan di penuhi kasih sayang. Aku tak peduli seberapa banyak ia mempunyai materi,
aku hanya ingin keharmonisan yang utuh dalam rumah tangga ini, bukanlah
sandiwara perselingkuhannya.
Kejadian
ini tak akan pernah terlupakan, karena ini adalah moment paling menyakitkan
dalam sejarah hidupku. Coba pikir, tidak menyakitkan bagaimana ketika seorang
istri sedang kontraksi akan melahirkan, suaminya pergi dengan alasan
mengerjakan tugas kuliahnya untuk magang padahal ia bersenang-senang selingkuh
merayu dengan para lontenya di facebook. Dan tak kalah sedihnya ketika usia
kehamilanku masih beberapa minggu, suamiku sempat mengajak seorang wanita untuk
bertemu dengannya di suatu tempat, dan aku tahu suamiku pasti akan memintanya
untuk menjadi kekasihnya. Selain itu juga, suamiku pernah sempat menawarkan
kepada seorang wanita untuk mengantarkannya pergi kuliah.
Demi
Allah hatiku sangat terluka, mengapa suamiku tega melakukan itu padaku. Apa
salahku? Ok, aku tidaklah rupawan, keluargaku pun tidak kaya. Tapi mengapa dulu
kau memintaku untuk menjadi kekasihmu juga istrimu? Mengapa kau melakukan ini semua padaku,
apakah kau ingin menghancurkan aku setelah kau hancurkan masa depanku?
Ingatlah! Hanya aku yang bisa menerima segala kekurangamu, hanya aku yang
selalu membelamu ketika teman-temanmu mrenyalahkanmu, dan hanya keluargaku yang
memaklumi juga menghargai kekuranganmu dan kelemahanmu.
Aku
bingung, apa yang harus aku lakukan sekarang? Jika bosan denganku,
tinggalkanlah aku, ceraikanlah aku, tapi jangan pernah sekalipun kau menampakan
wajahmu lagi di depan wajahku juga anakku. Bersenang-senanglah dengan wanita
barumu yang kau cintai itu, semoga saja wanita barumu itu bisa lebih menerima
kekuranganmu dari pada aku, dan semoga calon mertua barumu itu bisa lebih
menerima dan menghargai kelemahan juga kekuranganmu, dan juga mendapatkan
mertua kaya, amin. Lupakanlah kenangan kita selama 3 tahun ini. Anggap saja
selama 3 tahun ini adalah masa percobaan hidupmu saja yang kau korbankan
padaku. Terima kasih untuk 3 tahun ini, terima kasih untuk kesenangan
sandiwaramu, aku tak akan pernah melupakannya seumur hidupku. Tapi, jika kau
masih inginkan keutuhan rumah tangga ini, tolong berubahlah, peganglah janjimu,
sayangi aku dan anakku, selalu jujur dan setia padaku. Tidakkah kau pernah
merasa sedih ketika aku menangis? Tidakkah kau pernah memikirkan bagaimana
sakitnya pengorbananku melahirkan anakmu sendirian tanpa di dampingi olehmu?
Tidakkah kau memikirkan bagaimana lelahku mengurus anakmu sendirian?